Penyajian Kritik Karya Seni Rupa

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

A. Tujuan

Setelah mempelajari modul kritik karya seni rupa ini dengan baik, peserta didik diharapkan menguasai kompetensi berikut : 

  1. Mengidentifikasi penyajian kritik karya seni rupa;
  2. Melakukan kritik karya seni rupa dua dimensi lukisan secara lisan pada tahapan deskripsi, analisis formal, interpretasi, dan evaluasi;
  3. Membuat tulisan kritik seni rupa dua dimensi lukisan pada tahapan deskripsi, analisis formal, interpretasi, dan evaluasi.

 
Sumber Gambar : pixnio.com

B. Uraian Materi

Membuat kritik karya seni rupa secara lisan atau tulisan adalah kegiatan melihat, mencermati, menalar, menganalisis dan mengevaluasi pemikiran seseorang melalui karya seni yang dibuatnya. Sederhananya ketika kalian melihat suatu benda, kemudian mencermati secara seksama, memberikan tanggapan dan penilaian, maka tanpa disadari kalian sudah melakukan sebagian dari kritik. Pada uraian ini, ada beberapa kaidah yang menjadi dasar dalam membuat kritik karya seni. Pertama nilai-nilai seni rupa secara fisik yang sipatnya kasat mata yaitu media, teknik, unsur seni rupa. Kedua yang sipatnya pencerapan atau non fisik yaitu nilai estetis, symbol dan nilai-nilai lainnya. Dalam membuat tulisan kritik karya seni rupa kalian dapat mengikuti teori yang dikemukakan oleh Kritikus (Amerika Serikat) Edmund Burke Feldman. Menurut Feldman terdapat empat tahapan kegiatan seni kritik karya yakni : tahapan deskripsi, analisis formal, interpretasi, dan evaluasi atau penilaian. Agar kalian tidak bingung mengenai apa yang harus di kritisi, maka tentukan dahulu karya yang akan dikritisi. Misalnya untuk karya seni rupa dua dimensi berupa lukisan. Karya seni rupa tiga dimensi berupa patung. 

$ads={1}

Langkah pertama dalam membuat kritik karya seni rupa lukisan atau patung, terlebih dahulu cari informasi tentang identitas karya yang akan dikritisi, mulai dari judul karya, nama seniman, tahun pembuatan, lokasi pembuatan, jenis media, ukuran karya seni dan tema, baru kalian membahas tahan-tahapan berikut :

  1. Deskripsi

    Deskripsi adalah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri. Pada tahap ini kalian mencatat temuan-temuan yang nampak secara visual pada suatu karya. Pemaparan atau penggambaran karya yang tersaji secara jelas, terperinci, dan memaparkan unsur pembentuk secara objektif, yang bersumber pada fakta yang diamati. Contoh Pada tahapan ini hindari pengolahan data kearah penarikan kesimpulan atau menginterpretasikan.

  2. Analisis Formal

    Tahapan analisis formal merupakan lanjutan dari pengamatan dan penyebutan tahap deskripsi. Pada tahapan ini kalian menguraikan dan mengkaji kualitas unsur pembentuk karya serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Pada tahapan ini, Kalian ingat-ingat kembali tentang unsur seni rupa yang pernah dipelajari sebelumnya yaitu jenis dan makna atau simbol dari garis, warna, ruang, bidang, tekstur, cahaya dan bentuk. Syarat yang harus diperhatikan oleh kalian dalam menganalisis adalah memahami jenis dan makna atau simbol dari unsur-unsur seni rupa tersebut. Disamping unsur seni rupa kalian ingat-ingat lagi pembelajaran sebelumnya tentang prinsip seni yaitu belajar tentang penyusunan, pengaturan unsur-unsur seni rupa sehingga membentuk suatu karya seni. Prisip seni terdiri dari kesatuan, keseimbangan, irama, penekanan, proporsi dan keselarasan.

  3. Interpretasi

    Interpretasi adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu atau disebut juga tafsiran. Tahapan interpretasi dalam mengkritisi karya seni rupa, kalian atau kritikus harus mampu dan berani memutuskan untuk memberikan kesan, pendapat, atau pandangan terhadap makna dan nilai artistik suatu karya, secara teoritis dari data yang tepat dan akurat pada tahapan sebelumnya. Pada tahapan interpretasi kalian akan memberikan susuatu yang subyektif. Misalnya, bagaimana parasaan dan suasana kalian ketika melihat karya seni rupa yang dikritisi. Untuk mendukung penafsiran maka gunakan uraian pada tahapan deskripsi dan analisis karya seni.

  4. Pembentukan Hipotesis

    Pada tahapan ini kritikus memberikan alasan atau pengutaraan pendapat dengan berpegang pada keterangan yang telah didapat dari tahapan kajian (deskripsi, analisis dan interpretasi) yang mendasari tahapan mengkritisi. Kritikus berupaya meramu isi deskripsi dan analisis formal sebagai bukti untuk mewujudkan hipotesis atau dugaan yang memiliki pendukung data yang akurat.

    Dari tahapan mengkritisi karya seni, kritikus tidak bermaksud mengganggu privacy seorang seniman, melainkan bertugas mengamati objek seni dengan seksama, sehingga menemukan ide yang benar-benar merupakan ungkapan yang dikehendaki seniman atau ide yang tidak disadari kehadirannya. Dan pekerjaan menemukan gagasan seorang seniman dalam karyanya kemudian mengungkapkan maknanya adalah fungsi seorang kritikus.

  5. Evaluasi

    Evaluasi dalam mengkritisi karya seni adalah menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut, baik unsur-unsur yang membentuknya maupun penerapan dan pemanfaatan prinsip seni serta muatan atau isi karya seni. Muatan nilai yang dimaksud adalah orisinalitas dalam mengemukakan ide atau gagasan, tujuan dan fungsi seni, ada tidaknya inovasi ekspresi estetik dan tehnik pada sebuah karya. Kekuatan tehnik dalam memanfaatkan material dan alat yang menunjang dan memunculkan nilai-nilai artistik seni. Dalam hal ini terkadang terjadi bahwa secara tehnik berhasil namun secara ekspresif lemah dan demikian pula sebaliknya. Dalam Buku Kritik Seni Rupa (Sem C Bangun, 2001), penilaian kritik seni memerlukan beberapa tahapan proses:

    • Pertama, menghubungkan karya yang sedang dinilai dengan rangkaian karya serupa yang lebih luas.
    • Kedua, menentukan maksud atau fungsi karya yang sedang dinilai.
    • Ketiga, menentukan perkembangan teknis tersebut dari asalnya.
    • Keempat, menghubungkan karya yang sedang dinilai dengan kebutuhan dan sudut pandang zaman ketika karya tersebut di buat.

C. Rangkuman

Jika kalian akan membuat kritik karya seni rupa, dapat dilakukan melalui kajian nilai-nilai seni rupa secara fisik yang sipatnya kasat mata seperti media, teknik, dan unsur-unsur seni rupa. Secara non fisik atau pencerapan yaitu nilai-nilai estetis, symbol dan nilai-nilai lainnya. Agar kritik seni rupa dapat dipertanggungjawabkan maka tahapan kritik dapat memanfaatnkan empat tahapan berikut, 1. tahapan deskripsi, 2. analisis formal, 3. interpretasi, dan 4. evaluasi atau penilaian. Apabila kalian mencoba mengerjakan tugas membuat kritik seni rupa, maka mulailah dengan tahapan pertama sampai ke empat secara berurutan. Namun demikian untuk membuat kritik seni rupa teori diatas bukan satu-satunya penyajian kritik seni rupa. Bentuk tulisan kritik seni rupa boleh juga berbentuk narasi secara berkesinambungan.

Apa Komentarmu?

Komentar yang dirasa merugikan situs ini akan dihapus. Terima kasih telah berkunjung

Lebih baru Lebih lama